Kamis, 12 Januari 2017

Aktivis NU Rusia dan Eropa Ungkap Sanad Keilmuan Metalurgi dalam Islam

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCINU UK) baru-baru ini telah mengadakan pengajian internasional online dengan tema Sanad Ilmu Metalurgi dan Manufaktur dalam Perspektif Islam.

Pemateri dalam pengajian tersebut yaitu Rais Syuriyah PCINU Federasi Rusia dan Negara-negara Eropa Utara (PCINU FREU) Agus Pramono (Gus Pram) yang juga Dosen Teknik Metalurgi Universitas Negeri Tirtayasa Cilegon, Banten.

Materi perkembangan Iptek sangat penting untuk memurnikan keilmuwan metalurgi dari perspektif literatur dan keilmuwan praktis. Karena selama ini teori-teori ilmu metalurgi terhenti pada ilmuwan-ilmuwan Rusia dan Eropa.

Seperti teori difusi dalam metalurgi selama ini hanya kita ketahui dari ilmuwan Rusia dan Eropa; Dimitry Mendeleyeev, Svante August Arrhenius dan Adolf Eugen Fick abad 17-18. Padahal 10 abad sebelumnya, ilmuwan Islam Jakfar ash Shodiq mendeskripsikan dalam majelis ilmu yang kemudian dituangkan dalam kitab Al-Kimya oleh muridnya yaitu Jabar Ibnu Hayan.

Menurut Gus Pram yang juga ahli teknologi perangkat kemiliteran ini, dalam penelusuran faktualnya, ia telah menemukan miniatur alat yang bernama swing-beam di museum di Ivangorod-Rusia. Swing Beam berdasarkan penelusuran literaturnya adalah alat perang pertama yang dibuat oleh Khabab bin Art yang diinisiasi oleh Salman al-Farishi yang nama asli alatnya adalah manjanik (alat pelempar batu api).

“Hal  ini membuktikan bahwa Khabab dan Salman sebagai ilmuwan Muslim jauh telah mengembangkan ilmu metalurgi sebelum Rusia dan Eropa mengembangkannya,” jelas Gus Pram lewat keterangan tertulisnya kepada NU Online, Rabu (11/1).

Kecemerlangan Khabab bin Art mencapai puncaknya pada era Khalifah Sayidina Ali bin Abi Thalib, ilmu metalurgi Khabab diwariskan kepada cicit Khalifah Umar bin Khatab yaitu Salim Abdullah bin Umar, setelah itu ilmu tersebut diwariskan kepada Jakfar Shadiq yang juga merupakan cicit Khalifah Ali.

Pada saat itu belum ada penulisan kitab namun setelah era Khalifah Harun al Rasyid membangun baitul hikmah dan melakukan pendanaan besar-besaran terkait ilmu pengetahuan barulah murid dari generasi Jakfar Shadiq yaitu Jabar Ibn Hayan menuliskan dalam kitab Al Sab'een.

Jabar Ibnu Hayan memiliki beberapa murid yang berhasil menggali keilmuwan metalurgi, melalui Al Qalqashandi dalam kitab Subh Al-Asha, maka lahirlah ilmu manufaktur dan juga ilmu teknik mesin oleh Razzaz Al-Jazari dalam kitab Al-Jami  Bayn al-‘Ilmu wa Al-Amal Al-Nafi’ fi Sina’atil hil abad 12 di era Khalifah Turki Utsmani.

Dalam penelusuran literaturnya, Gus Pram berhasil melakukan kroscek  dengan salah satu peneliti nano-teknologi dari Dresden University yaitu Prof. Peter Paufler, kajian riset propertis kelenturan pedang Khalifah Salahudin al Ayubi ternyata dipengaruhi oleh carbon nano tube (CNT) yang saat ini sedang dikembangkan oleh ilmuwan metalurgi dan material di seluruh dunia.

Menurutnya, metodologi pembuatan pedang Salahudin al Ayubi sendiri terdapat pada kitab Subh Al-Asha karya Shihab al-Din al-Qalqashandi. Untuk bidang teknik mesin Razzaz al Jazari telah membuat metodologi ikhtisar dan panduan membuat berbagai mesin mekanik yang.

Metodologi tersebut membuktikan bahwa komponen-komponen mesin seperti roda gigi, piston dan juga batang torak yang selalu ada di berbagai mesin adalah penemuan Razzaz al Jazari sehingga mematahkan pendapat John F Siggly dan James Watt sebagai penemu roda gigi dan mesin.

Menurut Dosen Teknik Metalurgi yang sudah memiliki pengalaman mengajar hampir 17 tahun dari tahun 1999 di beberapa Universitas di Malang dan Jakarta ini, referensi-referensi buku metalurgi karya Avner H. Sidney, Paul de Garmo, Lawrence Van Vlack, George E Dieter, dan William D Callister hanya terbatas pada cakupan metodologi dan proses.

Dalam sebuah pesannya, Gus Pram menekankan bahwa pelajar Muslim jangan hanya ahli di bidang ilmu agama saja, tetapi juga harus menguasai ilmu sains dan teknologi.

Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/74563/aktivis-nu-rusia-dan-eropa-ungkap-sanad-keilmuan-metalurgi-dalam-islam, 12 Januari 2017

Kamis, 05 Januari 2017

Santri yang Menggendong Nabi Khidzir Itu Adalah Hasyim Asy'ari

Hujan turun dengan begitu deras di Kabupaten Bangkalan saat itu, khususnya di Demangan, pondok pesantren asuhan Syaikhona Kholil al-Bangkalani. Meski hujan mengguyur dengan derasnya, ada saja orang yang bertamu kepada beliau.
Terlihat di antara rerintik hujan yang semakin deras, seorang tua lumpuh dengan susah payah hendak berkunjung menemui Syaikhona Kholil. Syaikhona segera tanggap, beliau lalu memerintahkan santrinya untuk menyusul. 
“Adakah di antara kalian yang mau menggendong dan membawa tamuku di luar sana itu?”
“Biar saya saja, Yai,” jawab seorang santri muda mendahului teman-temannya.
Santri muda itu bergegas meloncat menembus rerintik hujan yang semakin deras, menghampiri orang tua itu. Tanpa pikir panjang, ia menggendongnya untuk menemui Syaikhona Kholil.
Dengan sangat akrab, Syaikhona Kholil menyambut tamunya, dan di antara keduanya terjadi dialog empat mata. Tidak beberapa lama, rupanya percakapan mereka telah usai. Syaikhona Kholil mendatangi santri-santrinya untuk meminta bantuan lagi, “Siapakah di antara kalian yang mau membantu orang tua ini untuk kembali pulang?”
“Biar saya Yai,” sahut santri yang tadi menggendong orang tua tersebut. lalu santri muda itu dengan penuh rasa takzim menggendongnya keluar pondok pesantren dengan hati-hati sesuai perintah Syaikhona Kholil.
Setelah santri dan tamu tua itu keluar dari kawasan pesantren, Syaikhona Kholil berkata kepada santri-santrinya yang lain, “Santri-santriku, saksikanlah bahwa ilmuku telah dibawa santri itu.”
Dan ternyata yang digendong oleh santri tersebut adalah Nabiyullah Khidir ‘alahis salam yang bersilaturahmi kepada Syaikhona Kholil dan santri yang menggendongnya adalah Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari muda (Pediri Nahdlatul Ulama), yang kemudian mewarisi keilmuan Syaikhona Kholil al-Bangkalani. [dutaislam.com/ ab]
Keterangan:
Cerita di atas disadur dari buku "Ngopi di Pesantren, Renungan dan Kisah Inspiratif Kiai dan Santri", diterbitkan oleh "TeTES Publishing", Balongjeruk, Kunjar, Kediri, Jawa Timur. Tt @zawiyyahaswaja